Pemkot Malang Masuk Tahap Penyusunan Masterplan Smart City Tahap II

Seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Malang diminta untuk menguatkan komitmen dan konsistensinya dalam program Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City) pada Kawasan Pariwisata Prioritas Nasional dan Kawasan Ibu Kota Negara. Hal tersebut ditekankan Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji saat memberikan sambutan dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan Masterplan Smart City dan Quick Win Program Unggulan Tahap II di Mini Block Office Lantai 4, Senin (20/9/2021).

Penyusunan masterplan smart city sendiri disusun untuk memenuhi beberapa tujuan, seperti menjamin terjadinya konektivitas dan integrasi pembangunan smart city antara pemerintah daerah dalam satu Kawasan Pariwisata Prioritas Nasional dan Ibu Kota Negara. Di mana Kota Malang dipercaya menjadi salah satu daerah penyangga kawasan wisata nasional Bromo Tengger Semeru (BTS). Sehingga melalui masterplan tersebut diharapkan dapat mendorong terjadinya kolaborasi, koordinasi, dan sinergi program smart city antara kabupaten/kota dalam satu kawasan pariwisata prioritas nasional dan ibu kota negara.

“Jadi terkait masterplan itu begini, semua area smart city itu kita membuat wadah. Jadi ada smart governance, smart economy, smart branding, smart living, smart society, dan smart environment. Saya contohkan begini, salah satu di antaranya kalau kita sudah smart city, APBD, masyarakat bisa tahu mulai dari berapa pendapatannya, apa yang dikerjakan, nilai besar belanja, ada manipulasi atau tidak, pembelanjaan yang tidak mark up dan sebagainya,” kata Sutiaji.

Hal ini, kata Sutiaji, memudahkan semua, baik masyarakat dan media karena bisa tahu semua pendapatan Kota Malang dari berbagai sektor, serta pengadaan barang, pelayanan masyarakat dan akses-akses yang lain juga demikian.

“Maka ini sangat penting bagi semua, terlebih saat ini tidak ada yang ditutup-tutupi. Sehingga harus transparan seperti dalam pelayanan masyarakat disampaikan dengan terbuka. Smart city basisnya tidak hanya digitalisasi, namun 70-80 persen menggunakan teknologi informasi. Di mana arahnya nanti adalah satu data,” sambungnya.

Menurut Sutiaji, hal ini gampang jika dilakukan, hanya saja dia meminta komitmen dan konsisten oleh jajaran Pemkot Malang. Komitmen harus dilakukan, konsistensinya terus dilakukan. Masing-masing perangkat daerah bisa langsung menerapkan yang dipelajari dalam bimtek ini.

“Tidak ada yang sulit asal punya komitmen yang tinggi dan konsisten untuk terus maju. Sesungguhnya hal ini membantu serta memudahkan cara kerja kita, dalam mengevaluasi karena semua sudah by system,” tambah Sutiaji.

Ia juga menambahkan salah satu di antara smart city adalah kerja cepat, di dalam smart ada yang namanya kecepatan, ketelitian, mengedepankan efisiensi baik waktu dan anggaran, transparansi, dan idealismenya. “Insha Allah kalau itu kita lakukan akan mempermudah kita semua,” beber Sutiaji.

Kemudahan itu, kata dia, pertama dalam hal menjelaskan kepada masyarakat. Kedua, untuk diri sendiri karena smart tidak hanya digitalisasi, namun juga termasuk kecerdasan dalam menangkap isu dan memberikan solusi. “Contohnya inovasi Puskesmas Janti tentang Braille E Ticket and Extraordinary Access for Visual Disabilities (BREXIT) yang dapat banyak apresiasi,” tuturnya.

 

Sumber : malangkota.go.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *