Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji melakukan presentasi secara virtual di hadapan dewan juri Lomba Inovasi Pelayanan Publik dari Kementerian PAN-RB yang diketuai JB Kristiadi di Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang, Kamis (8/7/2021). Tahun ini, Kota Malang kembali masuk Top 99 Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) 2021.
Inovasi Kota Malang yang dilombakan pada Sinovik 2021 adalah, Si Ikan Nila atau Sentra Intensif Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok dari Kelurahan Bakalankrajan. Budidaya ikan nila ini memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kota Malang. Selain itu, budidaya ikan nila juga bisa meningkatkan ketahanan pangan dan kesehatan gizi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Wali Kota Sutiaji mengatakan bahwa, inovasi budidaya ikan nila yang diawali dari Kelurahan Bakalankrajan ini berkembang pesat. Semula hanya diikuti beberapa orang, tetapi saat ini sudah diikuti oleh 85 anggota.
“Dari 85 pembudidaya ikan di Bakalankrajan, mereka sudah bisa memproduksi ikan sampai 26 ton per tahun. Omzet yang dihasilkan mencapai Rp660.900.000,00 per tahun. Hal ini jelas potensi yang luar biasa,” jelas Sutiaji.
Terlebih budidaya ikan nila didominasi anak-anak muda yang merupakan generasi milenial. Melalui budidaya ikan nila ini, masyarakat bisa meraih pendapatan yang lebih banyak. “Tidak hanya fokus menjual ikan nila segar. Di Bakalankrajan juga dikembangkan wisata ikan, berbagai olahan ikan, hingga anak-anak muda menjadi Youtuber dengan maskot ikan,” ujar Sutiaji.
Lebih lanjut dia mengatakan, pemerintah sangat mendorong pengembangan budidaya ikan secara intensif untuk memanfaatkan lahan terbatas. Dalam budidaya, bisa dilakukan di pekarangan, teras rumah, halaman, bahkan atas loteng.
Inovasi Si Ikan Nila ini merupakan bukti nyata bahwa dengan kebersamaan, maka berbagai rintangan bisa diselesaikan dengan baik. Termasuk di masa pandemi Covid-19 masyarakat bisa tetap beraktivitas dan mendapatkan penghasilan.
Wali Kota Sutiaji mendorong inovasi warga Kelurahan Bakalankrajan agar terus mengembangkan produksi budidaya ikan nila. Sehingga warga bisa mendapatkan penghasilan dan juga sebagai ketahanan pangan. Inovasi tersebut, sambung Sutiaji, bisa digabungkan dengan urban farming sehingga masyarakat tidak hanya panen ikan, tetapi sayuran dan buah-buahan.
“Inovasi ini sesuatu yang unik, mengguanakan teknologi bioflok berbasis kewilayahan dan keswadayaan dengan sistem kemitraan,” tegas Sutiaji.